Minggu, 13 September 2009

MASTOIDITIS

MASTOIDITIS
A. DEFINISI
• Mastoiditis : Inflamasi mastoid yang diakibatkan oleh suatu infeksi pada telinga tengah, jika tidak diobati dapat terjadi osteomielitis (D.C Baeughman, J.C Hackley, 2000)
• Mastoiditis : Disebabkan oleh karena perluasan dari peradangan telinga tengah, dimana terdapat komunikasi langsung mukosa dari sel-sel pembentukan pus. Keadaan ini dapat mengalami resolusi dengan pengobatan atau dapat meluas. Perluasan melalui tulang di bagian dalam dapat menimbulkan abses epidural atau meningitis, penyebaran eksternal dapat menimbulkan suatu abses Bezold, pada bagian atas dari leher atau menjadi selulitis pada jaringan lunak di atasnya. (J.Reeves Charlence, 2001)
• Mastoidis : Dapat terjadi pada pasien-pasien imunosupresi atau mereka yang menelantarkan otitis media akut yang dideritanya; penyakit ini agaknya berkaitan dengan virulensi dari organisme penyebab (Boies, 1997)
• Mastoiditis Akut : Diakibatkan oleh menyebarkan infeksi dari telinga bagian tengah. Infeksi dan nanah mengumpul di sel-sel udara mastoid. Mastoiditis jarang terjadi bila otitis media didiagnosis dan diobati pada tahap awal.

B. ETIOLOGI
• Komplikasi dari otitis media akut
• Imunosupresi, virulensi organisme penyebab OMA : bakteri piogenik yaitu streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenza dan Streptococcus - hemolitikus (pada anak < 5 tahun). Pada bayi : Chlamydia trachomatis, Escherichia coli, spesies Klebsiella.






C. PATHWAY

OMA Imunosupresi

Diobati Tidak diobati

Tuntas Tidak tuntas

Virulensi organisme penyebab

Pus

Menyebar ke daerah tulang mastoid

Mengumpul di sel-sel udara mastoid

Mastoiditis

Abses Bezold Osteomielitis Meningitis Abses epidural
Pada bagian leher

D. MANIFESTASI KLINIK
1. Nyeri dan nyeri tekan di belakang telinga
2. Pasien memiliki cairan telinga yang melimpah dan mengalir di ruang mastoid melalui telinga bagian tengah selanjutnya keluar melalui perforasi di dalam membaran tympani.
3. Bengkak pada mastoid/oedema dan merah
4. Terdapat otorea intermeitten/ persisten yang berbau busuk
5. Sakit telinga
6. Kehilangan pendengaran
7. pada kasus Kolesteatoma memperlihatkan kehilangan pendengaran konduktif atau campuran

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan kultur
2. Sensitivitas antibiotik
3. Pemeriksaan audiometri untuk menunjukkan tuli konduktif
4. Roentgenogram untuk menunjukkan pengkabutan difusi sel-sel mastoid

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidaknyamanan berhubungan dengan adanyanyeri
2. Kehilangan pendengaran berhubungan dengan gangguan neurosensori
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan oedema
4. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera biologis, adanya proses infeksi / inflamasi, toksin dalam sirkulasi
5. Ansietas berhubungan dengan prosedur pembedahan, potensial kehilangan pendengaran, kurang pendengaran
6. Nyeri akut berhubungan dengan pambedahan mastoid
7. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan mastoidektomi, pemasangan graft, protesis dan elektroda, trauma bedah terhadap jaringan dan struktur di sekitarnya.
8. Perubahan persepsi sensori auditoris berhubungan dengan kelainan telinga / pembedahan telinga / penyumpatan telinga
9. Resiko terhadap trauma berhubungan dengan kesulitan keseimbangan / vertigo selama periode pascaoperatif segera
10. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan potensial kerusakan nervus fasialis dan saraf korda timpani
11. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pembedahan telinga, insisi dan tempat graft

G. INTERVENSI
• Penatalaksanaan medis
Pemberian intravenous antibiotika, ex : penicillin, Rochepin dan Metronidazole selama 14 hari. Bila pasien tidak membaik, dilakukan mastoidektomi untuk menghilangkan sel-sel tulang mastoid yang terinfeksi dan untuk mengalirkan nanah. Beberapa struktur telinga bagian tengah (incus dan malleus) mungkin juga perlu dipotong, juga dilakukan tympanoplasti yang merupakan pembedahan rekonstruksi teling bagian tengah untuk memelihara pendengaran. Setelah operasi, pasien berbaring pada sisi tubuh yang telinganya tidak mengalami gangguan dengan bagian kepala tempat tidurnya ditinggikan. Penghembusan udara lewat hidung, bersin dan batuk harus dihindari karena dapat meningkatkan tekanan pada telinga bagian tengah.






• Asuhan keperawatan
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONALISASI

Nyeri berhubungan dengan agen pencedera biologis, adanya proses infeksi/inflamasi, toksin dlm sirkulasi.
Pengkajian :
• Adanya sakit kepala
• Perubahan TTV
• Adanya cairan/nanah yang keluar dari telinga
• Menangis, mengeluh, menahan nyeri Nyeri hilang • Tidak memperlihatkan tanda mengernyitkan wajah, mengeluh atau menangis
• TTV normal
• Tidak adanya cairan yang keluar dari telinga
• Melaporkan nyeri hilang/terkontrol
• Merasa rileks • Berikan lingkungan yang tenang
• Tingkatkan tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan diri yang penting
• Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman, seperti posisi miring pada sisi yang tidak mengalami gangguan dengan bagian kepala agak ditinggikan
• Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif secara tepat dan masase otot daerah leher/bahu

Kolaborasi
Berikan analgetik seperti asetaminofen, kodein Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dan meningkatkan istirahat/ relaksasi
Menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan nyeri





Menurunkan iritasi mestoid, resultan ketidaknyamanan lebih lanjut













Dapat membantu merelaksasikan ketegangan otot yang meningkatkan reduksi nyeri atau rasa tidak nyaman tersebut





Mungkin diperlukan untuk menghilangkan nyeri yang berat

Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan mastoidektomi, pemasangan graft, protesis dan elektroda, trauma bedahterhadap jaringan dan struktur di sekitar

Pengakjian :
• Suhu tubuh tinggi
• Keluar cairan purulen dari kanalis auditorius eksternus Tidak ada tanda atau gejala infeksi • Mencapai masa penyembuhan tepat waktu
• Suhu tubuh dan TTV kembali normal
• Tidak mengeluarkan cairan purulen dari kanalis auditorius eksternus • Berikan tindakan isolasi sebagai tindakan pencegahan



• Pertahankan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat
• Pantau suhu secara teratur. Catat munculnya tanda-tanda klinis dari proses infeksi
• Ubah posisi pasien dengan teratur dan anjurkan untuk melakukan nafas dalam

Kolaborasi
Berikan terapi antibiotik IV sesuai indikasi Isolasi mungkin diperlukan sampai organismenya diketahui/dosis antibiotik yang cocok telah diberikan untuk menurunkan resiko penmyebaran pada orang lain
Menurunkan resiko pasien terkena infeksi sekunder. Mengontrol penyebaran infeksi


Timbulnya tanda klinis yang terus menerus merupakan indikasi perkembangan dari mastoiditis akut



Memobiliasasi sekret dan meningkatkan kelancaran sekret yang akan menurunkan resiko terjadinya komplikasi terhadap pernapasan



Obat yang dipilih tergantung pada tipe infeksi dan sensitivitas individu


DAFTAR PUSTAKA

• Baughman, D.C dan J.C Hackley.2000.Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC
• Boies, Lawrence R, et all.1997.BOIES Buku Ajar Penyakit THT.Jakarta:EGC
• Charlence, J. Reeves.2001.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta: Salemba Medika
• Doenges, Marilynn E.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta: EGC
• Smeltzer, suzanne C.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 3.Jakarta: EGC
• Thomson dan Cotton.1997.Catatan Kuliah Patologi Edisi 3.Jakarta: EGC

Tidak ada komentar: